Pada tanggal 14 Agustus 2024, seluruh Indonesia merayakan Hari Pramuka ke-63, sebuah peringatan yang menandai berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia. Hari ini merupakan momentum penting bagi seluruh anggota Pramuka, dari tingkat Siaga hingga Pandega, untuk mengingat kembali sejarah panjang gerakan ini dan memikirkan nilai-nilai yang diusungnya.
Gerakan Pramuka di Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat. Awalnya, gerakan ini terinspirasi oleh Baden-Powell, seorang tentara Inggris yang membangun gerakan kepanduan dunia pada tahun 1907. Di Indonesia, gerakan kepanduan mulai muncul pada awal abad ke-20, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda. Organisasi kepanduan lokal, seperti "Javaansche Padvinders Organisatie" (JPO) yang didirikan pada tahun 1916, menjadi cikal bakal berdirinya Pramuka di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, organisasi-organisasi kepanduan yang tersebar di seluruh negeri bergabung menjadi satu. Pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno meresmikan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Sejak saat itu, setiap tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka.
Hari Pramuka tidak hanya menjadi simbol kebersamaan dan persatuan seluruh anggota Pramuka di Indonesia, tetapi juga merupakan pengingat akan pentingnya nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama yang diajarkan dalam kegiatan kepramukaan. Melalui berbagai kegiatan seperti berkemah, upacara, dan lomba-lomba, Pramuka Indonesia terus berupaya membentuk generasi muda yang berkarakter, mandiri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Peringatan Hari Pramuka 2024 ini diisi dengan berbagai kegiatan di seluruh Indonesia, mulai dari upacara bendera, pawai, hingga kegiatan bakti sosial. Dengan semangat “Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan,” Gerakan Pramuka Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berbudi pekerti luhur.Bahasa Indonesia:
